Rabu, 27 Mei 2009

Putri Huan Zhu ~ Kesalahan Masa Silam

Setelah ibunya meninggal dunia, Ce Wei dan pelayannya, Cin Shuo, berangkat menempuh perjalanan ratusan mil dari Chinan ke Beijing untuk mencari ayahnya, Kaisar Chien Lung. Untuk membuktikan dirinya putri Kaisar, Ce Wei dibekali beberapa benda peninggalan yang harus ditunjukkannya pada kaisar kelak. Namun usahanya menemui sang Kaisar selalu gagal hingga akhirnya ia terpaksa minta tolong sahabat baru sekaligus kakak angkatnya, Siao Yence, untuk menyelinap ke taman perburuan Kaisar dan menunjukkan benda-benda peninggalan itu pada Kaisar yaitu kipas dan lukisan peninggalan Ayahnya sebelum menjadi kaisar.

Siao Yence memang berhasil masuk ke Taman Perburuan dengan mempertaruhkan nyawanya. Ia bahkan berhasil menemui Kaisar dalam keadaan sekarat akibat terpanah oleh Pangeran Kelima. Tapi sayangnya, ia tak sempat mengatakan dirinya bukanlah putri sejati sang Kaisar yang berhak menyandang gelar Putri Huan Zhu, melainkan Cewei yang tengah menantikannya dengan gelisah di luar tembok istana.

Sepuluh hari Siao Yence, yang tanpa diketahuinya telah dinobatkan menjadi putri, berada di ambang kematian. Ketika tersadar, ia begitu terharu melihat Sang Kaisar yang dengan tangannya sendiri menyuapkan obat kepadanya, seorang gadis yatim piatu yang tidak pernah merasakan kasih sayang. Ia begitu terbuai sehingga memutuskan untuk ' meminjam ' ayah Ce Wei ini untuk beberapa hari saja, kemudian akan mengatakan hal yang sesungguhnya.

Namun, kebohongan itu semakin lama semakin rumit. Siao Yence telah terpuruk dalam dosa terbesar yang bisa dilakukannya dalam kolong langit ini ; membohongi Kaisar, walaupun ia tak sengaja melakukannya. Ditambah lagi dengan keberadaan Permaisuri yang membencinya, ia semakin tidak mungkin untuk mengungkapkan kebenaran pada sang Kaisar. Bahkan, ia telah menjadi putri kesayangan Kaisar dan dihadiahkan Paviliun Taman Shuofang ( Shuo Fang Cai ) yang indah.

Sementara Ce Wei yang panik dengan hilangnya Siao Yen Ce mendengar kabar baru yang benar-benar membuatnya shock. Dengan mata kepalanya sendiri, ia melihat Siao Yen Ce, yang kini adalah Putri Huan Zhu, diarak dalam tandu untuk penobatannya. Dalam keadaan histeris, ia menerobos kerumunan masyarakat dan berusaha memanggil Kaisar. Tapi ia malah dipukuli habis - habisan oleh para pengawal. Tepat sebelum kesadarannya hilang, Ce Wei merangkak ke hadapan Fu Er Kang, kepala pengawal yang menyertai tandu Kaisar dan melantunkan puisi Kaisar.

Er Kang sangat tersentuh, sekaligus juga curiga. Ia membawa Ce Wei dan Cin Shuo ke rumahnya untuk merawat luka-luka mereka, kemudian menyelidiki hal yang sesungguhnya. Pada saat yang bersamaan, Siao Yen Ce di istana mengungkapkan rahasianya pada Pangeran Kelima dan Er Tai, adik Er Kang.